Day 3
00.13Hidupku monoton. Setidaknya itulah yang kupikirkan. Bangun pagi, berangkat ke sekolah, menghadiri beherapa kelas di sebuah tempat bimbingan belajar, kemudian pulang dan istirahat. Begitulah kehidupanku setiap harinya. Tak mengenal dunia luar, bahkan aku tak pernah diperkenankan untuk pergi seorang diri. Bahaya! Banyak orang ga baik diluar sana. Kata-kata yang selalu dilantunkan mami saat aku mulai protes dengan kekangannya.
Sejak aku duduk di bangku taman kanak-kanak, mami selalu menyediakan jasa supir untuk mengantar dan menjemputku di sekolah. Aku tahu dia tidak punya banyak waktu untuk mengurus segala keperluan sekolahku, sehingga dia berusaha melakukan segala hal untuk membuatku merasa aman dan nyaman.
Menginjak bangku sekolah menengah pertama, mami mulai sedikit membebaskanku. Mulai mengizinkan aku untuk tidak menggunakan jasa supir yang telah dia sediakan.
Ya, semuanya memang sudah berubah perlahan. Tapi tetap masih terasa monoton. Masih terlihat hambar, karena tak ada warna merah yang tuut menggores kehidupanku, tak ada warna hijau yang bisa menyegarkan penglihatanku, juga tak ada warna biru yang bisa membantu dalam menyejukkan hari-hariku. Semuanya masih sama bukan? Membosankan!
WREEEENNNGG!!!
"WUIIIIHHHH" beberapa teman laki-laki di jemputanku bersorak serempak. Terkagum-kagum melihat laki-laki yang tak terlihat gentar saat menambah kecepatan motor besarnya berkali-kali lipat.
Aku baru sadar, bahwa kamu adalah laki-laki dengan motor besar yang telah menjadi pembicaraan hangat teman laki-lakiku setiap pagi. Tahukah kamu, saat itu aku mulai tertarik, aku mulai penasaran, dan aku mulai bertanya-tanya
"Siapakah kamu?"
0 komentar