Day 1
19.54
Pagi
ini, seperti biasanya aku menunggu supir jemputan yang akan segera datang untuk
mengantarku ke sekolah. Takkan lama, kurasa. Karna biasanya aku hanya menunggu
5 sampai 10 menit sejak aku siap dengan seragam putih biruku. Setelah menjalani
belajar efektif selama 2 bulan belakangan, barulah aku merasa bahwa menjadi
siswa paling senior di sekolah tidaklah semenyenangkan dalam bayangan. Tidaklah
mengasikkan seperti di film-film yang pernah kutonton.
Awal
semester, aku mulai menyukai statusku sebagai siswa senior di sekolah. Dengan
enaknya jalan di depan adik-adik kelas. Dengan santainya berjalan kesana kesini
tanpa memikirkan rasa tak enak pada kaka kelas. Intinya, inilah surga dunia.
Awalnya~
Sampai
akhirnya semester kedua dimulai. Aku mulai masuk lebih pagi dari biasanya. Tak
ada lagi ekskul yang boleh diikuti, karna jam pulang sekolah diganti dengan
bimbel dan semacamnya. Mulai masuk setiap hari sabtu untuk menghadapi morning
test, padahal selama 2 tahun belakangan aku pergi ke sekolah hanya 5 hari dalam
seminggu. Dan kini? 6 hari!
Benar
kan dugaanku, supir jemputan sekolahku datang! ini yang menyenangkan, bergabung
bersama teman-teman satu jemputan yang punya tingkat kecerewetan diatas batas
normal. tak hanya yang perempuan, yang lelaki pun tak kalah bawelnya. Haha.
“Wuidiiih keren abis cuy” ucap Ridho.
Salah satu temanku yang menempati tingkat paling atas dalam kontes kecerewetan K dia
temanku sejak aku di bangku sekolah dasar.
Dan kini, kami hampir menyelesaikan bangku sekolah menengah pertama. Aku,
Nadhyra Alexandra. Salah satu siswa sekolah menengah pertama swasta ternama di
Jakarta.
“Kerenan 150 ah do” Plaak! Terlihat
Ridho memukul kepala belakang Idan. Teman laki-lakiku yang lain. Tampangnya
yang sedikit polos, hmm oon lebih tepatnya selalu menimpali omongan Ridho
dengan wajahnya yang datar itu. Haha.
“Itu 150 bego” Idan terlihat meringis.
Mengusap belakang kepalanya dengan salah satu tangannya yang tak memegang
makanan. Lucunya, selain punya wajah datar dia sangat menyukai makanan.
Dimanapun tempatnya dia selalu ingat makanan. Ya kami se-jemputan pun hafal,
setiap pagi pasti Idan selalu membawa roti bakar. Sampai-sampai kami meledeknya
juragan roti bakar. Haha.
Tak
lama, kami -sejemputan- tertidur di mobil ber-AC itu. Itu juga salah satu
kebiasaan kami. Setelah semua anggota jemputan berkumpul, kami pun tertidur
hingga om jemputan membangunkan kami setibanya di sekolah.
2 komentar
enak yah ada jemputan :(
BalasHapushaha iyaa
Hapus