Book Review - Promises Promises

22.22

Waktu adalah penyebab perpisahan 2 insan yang saling mencintai. Namun, waktu juga yang mempertemukannya kembali. Takdir, suatu hal yang tak bisa dilawan karna memang sudah menjadi kehendak Tuhan. Itu yang Fiona rasakan saat bertemu kembali dengan Evan -mantan kekasihnya-.

Sekeras apapun Fiona berharap untuk tak bertemu lagi dengannya, sekeras itu pula takdir menentangnya. Menjadi seorang Interior Designer bukanlah hal yang mudah, ditambah lagi apabila kliennya adalah sang lelaki pujaan di masa lampau. Mengeraskan hati, membangun dinding yang tinggi, dan menutup pikiran dari segala kemungkinan yang terjadi. Itu yang Fiona lakukan saat Evan mulai mendekatinya lagi.

Tidak! Dia sudah memantapkan hati agar tak jatuh kelubang yang sama. Hanya seorang yang bodoh bukan yang bisa jatuh dalam lubang yang sama? Namun, bukan takdir namanya jika dia tidak memainkan perannya dengan baik. Kini takdir memainkan perannya lagi, Evan selalu hadir disaat yang tepat. Entah kebetulan atau memang takdir sedang mempermainkannya?

Akankah Fiona menjatuhkan kembali hatinya pada Evan? Atau Evan yang mundur perlahan karena cintanya tak kunjung mendapat balasan? Jawabannya ada dalam novel “Promises Promises” karya Dahlian.


Novel setebal 354 halaman terbitan gagasmedia ini, membuat gregetan para pembacanya. Jalan ceritanya yang tak mudah ditebak, gaya penulisan yang santai dan kosa kata yang mudah dimengerti membuat para pembaca -termasuk aku-  ingin mebaca novel ini berulang-ulang. 

Setelah bertahun-tahun lamanya, takdir mempertmukan kau dan aku lagi. Berdiri, berhadap-hadapan, dan sama-sama bingung memulai percakapan. Harusnya “Apa Kabar?” dan “Aku selalu memikirkanmu” bisa dengan mudah meluncur dari bibir kita. Tapi, kau bergeming di tempatmu berdiri dan aku tak akan mengizinkan kau melihatku meneteskan air mata rindu. Aku menutup rapat-rapat hati dan menyembunyikan kuncinya sejauh mungkin darimu. Tak ingin kau menyentuhku semudah itu. Tak akan membiarkanmu memelukku seerat dulu.

Kulawan semua godaan yang menghampiriku dan ingin pergi auh-jauh darimu…. Meskipun yang kulakukan justru berusaha menahanmu di sisiku lebih lama lagi . kukatakan sudah berhenti memikirkanmu… tetapi aku sendiri ragu akan hal itu.

Aku benci tak jujur kepadamu. Namun, lebih khawatir kau akan membuatku jatuh cinta lagi untuk kedua kali.
Membuatku jatuh dan terluka lagi….

You Might Also Like

0 komentar