Anak Jalanan 2

15.31

...Continued...
Sebelumnya. Baca - Anak Jalanan 1

Sepulang sekolah aku –tanpa anggota kelompok yang lain- kembali melewati tempat dimana aku pernah merenungkan tentang nasib anak-anak jalanan itu. Tanpa banyak perubahan. Aku tetap melihat anak-anak yang mengamen, mengemis bahkan MENCOPET!!

Aku melihatnya. Seorang anak laki-laki yang kira-kira berumur 9 tahun sedang mendekati seorang ibu-ibu dengan dompet yang berada di ketiaknya. Namun aku tidak menghentikannya. Aku membiarkannya.

Aku mulai tau apa yang harus kulakukan. Aku harus mengikutinya. Entah mengikutinya ke tempat tinggalnya. Ataupun ke tempat seseorang yang telah menyuruhnya melakukan hal itu.

Akhirnya dia berhenti di depan sebuah gudang tua. 2 orang pria bertubuh besar langsung keluar. Namun, aku tetap berdiri dibalik tembok. Diam. Tanpa kata. Tanpa suara. Seorang anak itu memberikan dompet yang telah dia curi dari seseorang wanita kepada kedua pria itu. Dan selembar uang 50.000an pun diberikannya kepada anak itu.

Hipotesisku kini.
1. 2 orang pria itu adalah dalang kenapa anak iutu mencuru.
2. Keuangan yang mendesak. Dia harus mencari uang. Dengan cara yang gampang.

Tak berhenti sampai disitu. Aku tetap mengikuti anak itu lagi. Kini dia pergi ke sebuah apotek. Dia membeli beberapa obat-obatan. Entah untuk apa. Akupun tak tau. Kini anak itu telah sampai di depan rumahnya. Entah darimana aku bisa berpikir bahwa itu adalah rumahnya.

Seorang ibu yang sudah renta keluar. Mungkin ibunya atau neneknya. Perempuan itu kelihatan sedang tidak sehat. Mereka pun langsung masuk. Menutup pintu.

Hipotesisku selanjutnya.
1. 2 orang pria itu yang menyebabkan kenapa anak itu mencuri.
2. Keuangan yang mendesak. Dia harus mencari uang. Dengan cara yang gampang.
3. Kondisi ibunya atau neneknya yang sedang sakit, membuatnya melakukan apapun untuk membeli obat.

TOK..TOK..TOK
Aku memutuskan untuk langsung bersosialisasi dengan mereka. Anak yang mencuri tadipun keluar. Dia memandang heran kearahku. Akupun hanya tersenyum balas memandangnya.

“Kaka ini siapa ya?”

Tanya anak itu. Akupun mengerti kenapa dia bertanya seperti itu. Mungkin karna aku yang masih memakai seragam sekolah. Rapih. Tanpa sepatah katapun keluar dari mulutku.

“Siapa zam? Temanmu? Bawa masuk lah.”

Suara neneknya terdengar dari dalam. Rintih.

...Bersambung...
Baca - Anak Jalanan 3

You Might Also Like

0 komentar