Aku yang Anak Papa sama Mama 2

00.00

CIITTTT … Duaaaaar
Dhyra yang sedang santai dan tidak memperhatikan jalanan tiba-tiba ada sebuah mobil sedan yang berhenti mendadak di depan mobilnya. Karna tidak sempat untuk ngerem dikarenakan jaraknya yang sudah sangat dekat. Dhyrapun menabrak mobil sedan itu.

Aduh aduh aduh , nabrak lagi. Ckckck gimana nih ? Pilihan pertama gimana kalo gua kabur aja. Hmmm, tapi, kalo gua kabur gua gak bertanggung jawab dong dan gua bakal dikejar-kejar dosa. Aduuhh, pilihan kedua gimana kalo gua telfon Mang Ujang. Tapi kalo gua telfon Mang Ujang nanti malah panjang urusannya , di marahin mama, papa, dan pastinya nanti gak boleh bawa mobil lagi. Aduuuhhh, pilihan ketiga gua turun dan minta maaf. Yeaaahh, kayanya pilihan ketiga boleh tuh. Tapiii, kalo orangnya marah-marah gimana? Terus kalo gue dibunuh gimana? Tapi gak mungkin dong ini kan tempat rame masa iya dia mau bunuh gue.

Sebelum Dhyra sempat memutuskan pilihan apa yang dia pilih, seorang cowok berseragam putih abu-abu keluar dari mobil sedan yang menjadi korban tabrakan Dhyra.

“Heh, turun lo !”

Seorang cowok yang mobilnya tertabrak oleh Dhyra keluar dan langsung menghampiri Dhyra. Dhyra bingung dengan apa yang harus dilakukan. Diapun hanya berpikir dan berpikir. Namun semakin lama dia didalam mobilnya cowok itu semakin marah dan menggedor-gedor kaca mobil Dhyra.

“Tuuruunn woyy, turuuunn !”

Eh gila sangar banget nih cowok satu. Aaah sereeeem. Takut gua sumpah. Gimana dong ini?? Okee, karna gua sekarang udah gede gua harus bisa bertanggung jawab. Huuuuh, tarik napaaaaaaas. Huuuuh

Dhyrapun keluar dari mobilnya. Tapi Dhyra tidak ingin terlihat ketakutan dan balas memarahi cowok itu.

“Iya, sabar kenapa sih !”
“Bisa bawa mobil gak sih ?” kata cowo yang mobilnya kena tabrak oleh Dhyra.
“Bisalah. Gak liat apa lu kalo gua bawa mobil? Picek ya tuh mata ?”
“Kalo lo bisa bawa lo gak bakal nabrak mobil gua!!”
“Isssh, selow aja bisa kalii. Cuma lecet doang kaan?? Gua ganti dah. Lagian siapa suruh ngerem dadakan kaya gitu!!” Kata Dhyra sambil mengambil dompetnya yang ada di dalam mobil “Berapa sih berapa?”
“Ehh, gua gak butuh yah duit lo!! Gua Cuma buuh pertanggung jawaban dari lo!!”
“Gak butuh?? Muna!! Ehh denger yaah, ini tuh bentuk pertanggung jawaban dari gua. Ah udahlah susah ngomong ama orang kaya lo. Nih ambil kartu nama gua, kalo butuh biaya bengkel telpon aja. Weeek!!”

Dhyrapun segera membuka pintu mobilnya. Namun cowok itu langsung mencegatnya.

“Ihh, apasih? Gue tuh mau berangkat sekolah. Apa perlu gue telponin montir biar dateng kesini??”

Tanpa basa basi Dhyra langsung meninggalkan cowok itu. Gak seru dong, masa hari pertama gue sekolah, gue terlambat. 25 menit kemudian Dhyrapun sampai di sekolah, dan untung aja belom terlambat. Di hari pertamanya, Dhyra mempunyai rencana untuk mencari teman sebanyak-banyaknya. Secara kaalo udah punya temen dimana-mana kan enak. hahha

Ketika Dhyra sedang mengobrol bersama teman barunya, Dhyra melihat sebuah mobil yang sudah tidak asing lagi memasuki gerbang SMAN 16 Jakarta. Mobil siapa yaaa? Kaya kenal. Namun Dhyrapun tak kunjung ingat. Namun ketika sesorang dari mobil itu keluar. Dhyra langsung kesal setengah mati. Ternyata cowok yang jutek tadi itu sekolah disini juga? Issh pelis deh!

“Dhyraaaa liaaa, raaa liaaaaaat!!” teman baru Dhyra yang bernama Icha itutiba-tiba memukul-mukul tangan Dhyra.
“Liat apaan siih Cha??”
“Itu ka Rio, ketua Osis plus kapten basket sekolah ini. Aaaaaaaaahh!”
“Yang mana sih??”

Icha menunjuk seseorang yang dia sebut-sebut sebagai ketua osis. WHAT??? Dhyra bingung. Keringat dingin pun langsung membasahi keningnya.Rio yang dimaksud sahabat barunya itu ternyata seorang cowok yang mobilnya tertabrak olehnya tadi.

“Kenapa sih Ra??”
“Itu.. itu ketos sekolah ini? Gak salah?”

Dhyra yang tidak percaya hanya bengong. Dia tidak sadar bahwa cowok yang disebut ketos itu mendatanginya.

“Hai ketemu lagi” sapa cowok itu
Dhyra yang sedang bengong belum menyadari bahwa cowok yang disebut ketos itu menyapanya.
“Haai!” ulang cowok itu
Dhyrapun tersadar dari lamunannya.
“Halo”
“Ternyata lo sekolah disini yaa”
“Iya” jawab Dhyra singkat”

Icha yang sedang gugup tidak berbicara sepatah katapun, karna cowok yang menjadi idolanya kini ada di dekatnya. Begitu pula dengan Dhyra, dia sibuk dengan pikirannya sendiri.

Anjriit!! Gue harus gimana coba?? Asli gak enak banget. Masa iya gue harus minta maaf. Sudi amaat!!

Tepat pukul 15.00 bel pun berbunyi. Bel yang langsung disambut dengan teriakan meriah oleh anak-anak SMAN 16 jakarta. Bagi yang belom tau SMAN 16 Jakarta itu salah satu sekolah elite di Jakarta. Sesaat setelah bel berbunyi, Dhyra segera beranja dari kelasnya menuju parkkiran. Tanpa disangka ternyata cowok yang dibilang ketos itu sedang nangkring dekat mobilnya.

“Hai”
“hmm”
“Hahahah sopan dikit bisa kali. Gue Rio. Lo Dhyra kan?”
“Iya. Pengen banget disopanin sih!”
“Hahaha lo tuh emang harusnya sopan sama gue. Gue itu ketua osis disini. Ngerti kan??”
“Oh terus kalo lo ketua osis di sekolah ini, gue harus bilang WOW gitu??” dengan penekanan di kata WOW.

Tanpa memberi kesempatan Rio untuk membalas perkataannya, Dhyra langsung melajukan mobilnya. Sudah 10 menit Dhyra berputar-putar di jalan yang sama. Dhyra bingung mau pergi kemana. Dhyra sengaja membuang-buang waktu di jalan, karna dia malas untuk pulang kerumah. Rumahnya yang besar yang hanya berisikan 3 orang. Dirinya, bi Nah dan mang Ujang. Kedua orang tuanya selalu sibuk dengan pekerjaannya. Pergi ke luar kota, ke luar negri.
Mau kemana yaaaa?? Pulang malees. Percuma pulang jugaa, gitu gitu aja sih.

Kalo dibilang Dhyra adalah salah satu anak yang beruntung karna mempunyai orangtua yang bercukupan bahkan lebih. Dhyra bisa meminta apapun yang dia mau kepada orang tuanya, tapi dibalik semua yang Dhyra dapatkan dari kedua orangtuanya, Dhyra tidak pernah merasakan kasih sayang dari mereka. Dhyra tidak pernah merasakan bagaimana rasanya menghabiskan saat liburan bersama kedua orang tuanya tidak seperti teman-temannya yang lain.

Sesampainya di rumah Dhyra bingung melihat mobil papanya yang terparkir di halaman. Tumben amat si bunda sama papa ada di rumah. Dhyra pun segera masuk dan menyapa mami dan papinya. Bunda dan papanya langsung mencium kedua pipi Dhyra. Dhyra sangat senang karna jarang-jarang Dhyra mendapat perhatian dari kedua orang tuanya. Tapi kebahagiaan itu langsung berubah menjadi kekecewaan. Karna ternyata Bunda dan papanya pulang hanya untuk pamit karna mereka harus segera pergi ke Paris.

“Hai Bun. Hai Pa.” Sapa Dhyra
“Hai sayang. Pas banget kamu udah pulang.” Kata Bundanya
“Ada apaan emang bun ?”
“Gini loh sayang bunda sama papa harus ngurus proyek papa yang ada di Paris. Kamu gak papa kan kalo bunda dan papa tinggal ?” kali ini papanya yang berbicara.
“Hah ke Paris ?” Bunda dan papanya hanya mengangguk. “Berapa lama ?” Tanya Dhyra kemudian.
“Ya gak lama. Paling 3 bulan ya Pa.”
“Apa? 3 bulan ?”

....Bersambung....

You Might Also Like

0 komentar