Day 4

11.59

Seperti hari-hari sebelumnya, pukul 07:00 tepat aku menunggu supir jemputanku yang telah setia selama lebih dari dua setengah tahun ini mengantarkan aku dan teman-temanku ke gerbang awal kesuksesan. Tak ada yang berbeda. Sungguh semuanya terlihat sama. Teman-teman yang menyenangkan, mobil jemputan yang sangat nyaman. Intinya aku sudah terlalu lelah berada dalam zona kenyamananku selama ini.  

Terkadang aku berfikir, indah sekali jika aku bisa hidup seperti di film-film yang pernah ku tonton sebelumnya. Hidup sederhana, namun dapat beremu dengan pangeran yang luar biasa. Entah mengapa pagi ini terlihat berbeda, mentari tak memancarkan sinarnya seperti hari biasanya. Ya, pagi ini hujan yang menemaniku ke sekolah.  

Dari jendela mobil jemputanku dapat kulihat banyak sekali anak-anak yang terlihat dengan mantel lusuhnya. Tanpa malu mereka kenakan jas hujan lusuh hanya untuk bisa berangkat sekolah. Berbeda sekali dengan aku dan teman-temanku. Hanya terduduk manis di mobil jemputan yang nyaman. Terlihat pula beberapa sekolah di pinggir jalan yang ikut tergenang air hujan. Sungguh miris Tuhan.  

Hidup ini tak adil bukan? Saat aku menginginkan sesuatu aku hanya tinggal menunjuk dan menunggu. Dan seketika apapun yang aku mau akan hadir di depan mataku. Jika aku melihat mereka, sungguh berat pengorbanan mereka untuk sekedar menuntut ilmu. Rasanya ini seperti tamparan keras untukku, mereka mempunyai semangat yang luar biasa untuk belajar. Tapi lihat aku, aku lebih sering mengeluh, lebih senang memprotes dari pada menghargai apa yang aku miliki.  
Sampai akhirnya aku duduk manis di kelas, aku heran mengapa si pengendara motor itu tak terlihat sama sekali? Apa dia tak pergi ke sekolah lantaran hujan? Entah, aku tentu tak dapat mengetahui jawabannya. Ini terasa sedikit berbeda. Hingga aku tertidur lelap dikamarku yang nyaman lelaki itu pun tak kuncul juga. Walau itu di dalam mimpi.  

Apa kemarin adalah terakhir aku bisa mengagumimu? Apa kemarin adalah  hari terakhir teman-temanku membicarakanmu? Apakah... Apakah... Apakah... Halah terlalu banyak fikiran yang menggangguku.

You Might Also Like

0 komentar