Tentang Karizza Rakmavika
17.54
Karizza
Rakmavika penulis muda yang memulai debutnya melalui novel Romance berjudul
Secret Admirer. Gadis kelahiran 21 Oktober beberapa tahun silam ini memang
mengakui bahwa menulis adalah salah satu hobinya. Saat ditanya mengapa dia menulis,
dia menjawab “karena aku sangat senang berimajinasi mengenai kisah cinta yang simple tapi juga indah. Aku ingin orang lain mengetahui dan menikmati imajinasiku itu. Aku berharap hasil imajinasiku itu bisa membuat pembaca tergugah hingga berdebar-debar saat dan setelah membacanya.”
Tak dapaat dipungkiri, Menjadi
penulis adalah salah satu mimpi besar Karizza Rakmavika. Dan menurutnya
mimpi-mimpi itulah yang membuatna mulai menyusun draft dan mengetik cerita-cerita. Memandangi
banyaknya tumpukan novel-novel di toko buku juga menjadi salah satu alasan
mengapa Karizza Rakmavika menulis, dan berharap suatu saat nanti dia akan
membaca namanya di salah satu deretan novel yang berjejer rapi di toko buku.
“Alasan lainnya mungkin kekanak-kanakan,
tapi aku yakin para penulis lain juga merasakan hal yang sama denganku. Setiap kali aku ke toko buku pasti langsung menuju ke deretan rak novel-novel
romance. Memandangi novel-novel itu sambil berharap dan berdoa supaya supaya suatu hari ada nama aku, KARIZZA RAKMAVIKA, pada salah satu sampul novel yang terpajang pada rak toko buku.”
Saat ditanya mengenai dari mana
imajinasi yang muncul saat menulis novel Secret Admirer, dia mengaku bahwa
novelnya ini bukanlah kisah nyata, namun melainkan muncul dari mimpi
sang penulis untuk menjadi seorang yang bisa selalu berada disamping orang yang
disayanginya.
Berikut kutipan
novel Secret Admirer….
Dalam gelap, aku tak bisa melihat sebiru apa langit itu.
Aku terlalu nyaman dengan rahasia ini. Aku menyelipkan perasaanku di antara keseharianku. Aku memilih sendiri. Menyepi. Membenci diri yang tak bisa jujur padamu.
Sesungguhnya, aku tak tahan lagi. Semakin besar kurasa jarak di antara kita. Kau semakin sulit kuraih—dengan atau tanpa sunyi di bibirku ini. Dan aku mulai bosan dengan gelap. Jenuh dengan segala rahasia.
Karenanya, hari ini, kuputuskan untuk berterus terang padamu. Bertanya dengan segenap tetes keberanianku, “Maukah bersamaku menikmati birunya langit hari ini?”
0 komentar