Sekolah Dambaanku - Pendidikan Indonesia sekarang dan Harapan di Masa Depan
23.44
Di Indonesia ilmu
pengetahuan dan teknologi terus berkembang. Tuntutan masyarakat semakin
kompleks dan persainganpun semakin ketat, apalagi dalam menghadapi era
globalisasi dan perdagangan bebas, untuk itu perlu disiapkan sumber daya
manusia yang berkualitas, salah satu upaya meningkatkan sumber daya
manusia adalah melalui jalur pendidikan.
Pendidikan merupakan
salah satu faktor utama bagi pengembangan sumber daya manusia karena pendidikan
diyakini mampu meningkatkan sumber daya manusia sehingga dapat menciptakan
manusia produktif yang mampu memajukan bangsanya, (Kunaryo, 2000). Pendidikan
dalam arti luas didalamnya terkandung pengertian mendidik, membimbing, mengajar
dan melatih. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok.
Setiap sekolah formal, anak-anak akan dikenalkan oleh
seseorang yang disebut guru. Seorang tenaga pendidik yang memiliki pengetahuan
diatas rata-rata dan kemampuan mengajar. Setiap anak memiliki kemampuan intelektual yang
berbeda-beda. Dalam hal ini dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan para tenaga
pengajar.
Keinginan
setiap anak dikelas pasti menginginkan pengajar yang asik dan pengertian. Asik dalam
hal dia tidak terlalu serius, ataupun bisa diajak bercanda. Namun, sekarang ini
banyak guru yang hanya merasa tugasnya hanya mengajar. Memberi pelajaran, selebihnya
itu urusan anak dengan orang tuanya. Padahal hampir seharian anak berada di
sekolah. Dan kepribadian anak juga tergantung bagaimana dia di sekolah, dan
bagaimana prilakunya terhadap teman-teman dan guru.
Pengaruh
guru dalam kepribadian dan tingkat intelektual anak sangat berpengaruh. Misal ada
anak yang terlalu sensitive, merasa diacuhkan oleh gurunya dia akan merasa
tertekan. Disitulah peran penting guru sebenarnya. Sebenarnya sekolah itu mengajarkan
kita untuk jangan sampai kita berperilaku seperti hewan, karna kita mempunyai otak
dan hati untuk hidup dan tidak seperti hewan yang hidup tanpa otak.
Selain
tenaga pengajar, tingkat intelektual anak dan kenyamanan belajar dipengaruhi
oleh sarana dan prasarana yang ada di sekolan. Jika sarana dan prasarananya
memadai, anak akan lebih merasa kerasan dan semangat belajar. Bagaimana lingkungan
anak disekolahnya juga cukup mempengaruhi semangat belajar siswa. Apabila tempatnya
bersih, nyaman maka anak akan merasa lebih semangat.
Namun, sekarang ini banyak anak dengan fasilitas
memadai, lingkungan sekolah yang nyaman masih saja terkena kasus tawuran,
narkoba, married by accident, dll. Menurut saya, kenakalan remaja itu
diakibatkan banyak factor. Ada factor keluarga, teman sepermainan dan juga
pemikiran anak yang pendek.
Factor keluarga yang kurang harmonis sangat
mempengaruhi perilaku siswa. Anak yang tidak mendapat kasih sayang di
keluarganya otomatis akan mencari perhatian di luar lingkungan keluarganya. Dan
bisa saja, menurutnya menjadi seorang yang nakal adalah hal yang menyenangkan.
Factor teman sepermainan, anak zaman sekarang biasanya
mengikuti teman sepermainannya. Si A ke kanan ya ikut ke kanan. Si B ke kiri ya
ikut ke kiri. Misalnya ada anak yang berteman dengan sekumpulan perokok. Disaat
dia tidak mau merokok bisa saja temannya berkata “ah cemen lo ga ngerokok. Laki
bukan? Hahaha” disaat itu anak akan merasa tertantang dan mencoba hal yang
baru.
Ada psikolog yang bilang. Jangan kau ambil keputusan
saat kau marah. Anak dengan pemikiran yang masih labil bisa saja memutuskan
segala sesuatu tanpa berpikir jernih. Misalnya, saat sedang bertengkar dengan
orang tuanya dia kabur dari rumah. Bukan hal yang mustahil bukan?
Maka dari itu, di sekolah disediakan bimbingan
konseling. Bimbingan konseling yang digunakan untuk memantau siswa di sekolah. Namun,
tak bisa jika guru BK harus bekerja sendirian. Dibutuhkan feedback dari orang
tua untuk tercapainya keinginan antara guru dan orang tua.
Tugas… Tugas… dan Tugas….
Sebenarnya saya sendiri tidak mengerti bagaimana bisa
anak diharuskan mengerti dari 15 pelajaran sekolah. Bukankah tidak semua anak
mempunya tingkat intelektual diatas rata-rata? Saya sendiri pernah merasakan
bagaimana rasanya kepusingan dihadapi dengan berbagai macam tugas yang
menjemukkan.
Hingga akhirnya saya berfikir, untuk apa saya belajar
15 pelajaran jika nanti hanya 4 yang diujikan dalam Ujian Nasional? Untuk apa
saya belajar 15 pelajaran jika nanti saya hanya mengambil 4 mata kuliah saat
saya duduk di tingkat sekolah tinggi? Untuk apa saya belajar 15 pelajaran jika
nanti hanya satu pelajaran yang akan menjadi pekerjaan saya di masa depan
kelak?
Semua belum terjawab, kurikulum pemerintah yang
katanya akan segera berubah hingga kini masih tetap seperti ini. Tak ada
kemajuan bahkan perubahan sedikit pun tak ada. anak-anak kini disuruh sekolah. Duduk
diam di bangku dalam kelas dan diberi ilmu oleh para tenaga pendidik. Belum lagi
evaluasi sehabis belajar di kelas, dan tidak lupa pekerjaan rumah yang sering
sekali di berikan para tenaga pendidik.
Sekolah – belajar – pulang – pr – tidur – sekolah. Seperti
itu seterusnya kegiatan anak-anak. Bagaimana tidak jenuh jika kurikulum sekolah
hanya untuk memberi pelajaran. Bukannya mendidik bagaimana menjadi siswa yang
baik untuk bangsanya. Malah memaksanya untuk mengerti pelajaran yang diajarkannya.
Seperti ini misalnya. Guru mtk menginginkan setiap
murid bernilai bagus pada pelajarannya. Dan begitu pula dengan guru-guru lain. Mereka
ingin anak-anak mendapatkan nilai bagus pada mata pelajaran yang diajarkannya. Apa
mereka pikir anak dengan kemampuan otak rata-rata bisa dengan mudah mencerna
semua pelajaran? TIDAK!
Belum lagi setelah pelajaran berlangsung selama 3
bulan akan diadakan mid test. Dan anak-anak harus mendapatkan nilai yang bagus
di setiap pelajaran saat midtest. Jika tidak, mereka akan remedial. Menyedihkan
sekali. Anak-anak itu bukan robot yang bisa kau suruh untuk mengerti ini dan
itu. Mereka itu manusia sama seperti bapak dan ibu guru. Bukan hal yang salah
memberikan murid pekerjaan rumah, tapi apa salahnya jika meringankan bebannya
sedikit saja?
Pendidikan Indonesia di masa kini memanglah masih
menjadi sorotan utama dalam krisis pengembangan Indonesia menjadi bangsa yang
maju. Bukan hal yang tak mungkin jika suatu saat nanti setiap anak akan
memiliki hak yang sama untuk belajar. Tak memandang status ekonomi, tingkat
intelektual dan kesempurnaan bentuk tubuh.
Bukan hal yang tak mungkin juga suatu saat nanti
setiap anak berhak memakai seragam yang sama dengan anak-anak satu sama lain. Bukan
hal yang tak mungkin juga suatu saat nanti setiap anak lebih mementingkan
sekolah dibanding mencari uang. Bukan hal yang tak mungkin juga suatu saat
nanti taka da lagi orang yang tak bisa membaca.
Orang besar berkata, tak ada yang tak mungkin. Saat Tuhan
menghendaki jadi maka jadilah. Tak ada salahnya bukan seorang siswa SMA
berharap untuk pendidikan bangsanya di masa depan kelak?
3 komentar
WOOOW.. Tulisan admin menakjubkan.. Asli.. Saya setuju ini
BalasHapusbaguss kak,,
BalasHapusNikmati Bonus-Bonus Menarik Yang Bisa Anda Dapatkan
BalasHapusDi Situs Kami LegendaPelangi.com
Situs Resmi, Aman Dan Terpercaya ^^
Kami Hadirkan 7 Permainan 100% FairPlay :
- Domino99
- BandarQ
- Poker
- AduQ
- Capsa Susun
- Bandar Poker
- Sakong Online
Fasilitas BANK yang di sediakan :
- BCA
- Mandiri
- BNI
- BRI
- Danamon
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami
-BBM : 2AE190C9
-Website : Legendapelangi.com